Sabtu, 26 Desember 2009

LATAR BELAKANG

Dewasa ini bangsa Indonesia dilanda krisis multidimensional. Hal ini disinyalir bahwa sebagian besar disebabkan oleh rapuhnya keyakinan dan dangkalnya iman.
Sebagai sebuah Lembaga Sosial yang berbasis Islami, Panti Asuhan Al-Hikmah Kupang yang berada di tengah krisis tersebut perlu menanggulangi dengan membentengi anak-anaknya dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan guna mengajak amal ma’ruf nahi mungkar (mengajak yang baik dan mencegah perbuatan tercela), Ini berarti kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pengetahuan dan pemahamanr tentang ajaran agama perlu di kembangkan.
Di dalam perkembangannya, Panti Asuhan telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup signifikan ke arah kemajuan dan kemunduran. Hal ini ditandai dengan makin pesatnya laju informasi dan teknologi dan justru menunjang pengetahuan dan ketrampilan bagi anak-anaknya dan terkadang pula kemajuan tersebut justru membingkai pikiran anak-anak untuk berpikir pragmatis, hedonis terhadap sesuatu hal.
Dakwah Islamiyah didalam kehidupan panti yang berbasis Islam menjadi sebuah keharusan. Dakwah dalam tatanan epistemology berarti “ menyampaikan secara lisan tentang setiap ayat illahi kepada manusia “. Dalam perkembangannya istilah ini diartikan sebagai “ upaya mengubah suatu keadaan yang lebih baik. Cita rasa konsep dakwah dan ajaran agama dapat terealisasi hingga terjadi perubahan tatanan yang ideal, maka penanaman nilai-nilai agama merupakan proses pendidikan yang paling mendasar yang harus masuk dalam system yang kita sebut sebagai perubahan tatanan masyarakat, yaitu menanamkan ahlakul karimah sejak dini dengan memperkuat kedudukan dan peran agama dalam berbagai aspek kehidupan.
Panti Asuhan Al-Hikmah Kupang berdiri pada tahun 1992 sebagai akibat dari gempa bumi Flores, anak-anak terlantar serta yatim piatu yang ada di Nusa Tenggara Timur menjadi latar belakang lahirnya panti tersebut. Anak-anak sebagai akibat gempa bumi yang tertampung sebanyak 75 orang. Pendirinya bernama Drs. H Abdulkadir Makarim bersama istri tercinta Hj. Nurhayati Makarim. Gedung yang berada dipanti sebanyak 5 unit yang mana 4 unit untuk gedung tempat tidur dan 1 unit lagi untuk aula panti. Di dalam perjalanannya terjadi pasang surut, tetapi dengan sebuah komitmen dari pengurus panti dan adanya pola interaksi yang baik dengan pemerintah maupun elemen-elemen masyarakat hingga saat ini Panti Asuhan Al-Hikmah tetap berdiri. Dan juga panti ini pernah menampung anak-anak korban jajak pendapat Timor-timur tahun 1997 sebanyak 99 orang dan kirim ke panti-panti yang tersebar di Mamuju Sulawesi Barat. Saat ini hingga tahun 2009 anak-anak yang tertampung didalam Panti Asuhan Al-Hikmah berjumlah 54 orang terdiri dari 29 laki-laki dan 25 anak perempuan yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar